.jpg)
Apa yang dimaksud dengan Tier Data Center
Sekarang ini, pasar data berpotensi berkembang secara signifikan bila dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Dengan kondisi di zaman sekarang ini, kebutuhan terhadap pusat penyimpanan data dengan keamanan yang terjamin adalah kunci utama untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan data yang akan semakin bertambah dimasa depan.
Peranan server tentunya sangat penting. Terutama bagi perusahaan yang semua aktivitasnya terekam di dalam server. Itulah sebabnya, pengembangan data center bisa dibilang sebuah langkah awal proses otomatisasi kerja perusahaan. Adanya data aplikasi adalah hal utama dalam pengembangan data center guna memperlancar sebuah bisnis.
Dalam dunia data center, terdapat sebuah istilah yang dinamakan “Tier”. Bila diartikan secara kasar, tier disini maksudnya adalah tingkatan. Berikut informasi lebuh lanjut untuk mengetahui apa itu data center tier.
Data Center Tier
Data Center Tier adalah tingkatan teknologi dan keamanan dari data center, semakin tinggi angka tiernya maka semakin bagus data center tersebut. Sebagai analogi, data center bisa kita lihat sebagai hotel. Di dalamnya, tentu ada berbagai fasilitas seperti layanan, kamar-kamar, dan lainnya. Sama seperti hotel yang memiliki sistem bintang untuk menunjukkan fasilitas yang dimilikinya, data center memiliki tier yang dapat disebut sebagai jumlah bintang dalam dunia data center. Tentunya semakin tinggi tingkatan tier makan harganya tentu lebih mahal.
Klasifikasi tier ini mulai muncul pada tahun 1990an dari terminologi industri data center dalam standar global untuk validasi bagi pihak ketiga yang menyelenggarakan infrastruktur data center. Tier ini menjadi patokan untuk membandingkan kualitas kinerja dari infrastruktur data center dengan data center lain. Uptime Institute adalah pendiri sekaligus pencetus da menjadi rujukan untuk sertifikasi data center.
Tingkatan Tier Data Center
Tingkatan tier data center terbagi menjadi empat tingkatan meliputi maintenance, power, cooling dan fault capabilities. Setiap tingkat bersifat progresif, artinya tingkat yang lebih tinggi memiliki fitur yang dimiliki tingkat di bawahnya.
1. Tier 1: Basic Site Infrastructure
Data center tier 1 memiliki peralatan dan komponen IT yang hanya dioperasikan oleh 1 jalur distribusi dan 1 uplink per server (non-redundant). Tier 1 ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang memiliki data center sendiri dan dioperasikan oleh tim internalnya.
Perusahaan yang menggunakan data center tier 1 umumnya menjalankan bisnis berskala kecil dengan klasifikasi tingkat uptime 99,671% – uptime yang dimaksud ini berkaitan dengan berapa persen pasokan listrik yang mati dalam satu tahun. Pada data center tier 1, batas maksimal downtimenya adalah 28,8 jam dalam satu tahun.
2. Tier 2: Redundant Site Infrastructure Capacity Components
Spesifikasi yang ada pada data center tier 2 kurang lebih sama dengan tier 1, namun pada tier 2 sudah ada komponen redundant pada data center, yang artinya seluruh komponen sudah memiliki sumber daya cadangan. Selain wajib memiliki UPS (Uninterruptible Power Supply) yang di back up satu unit, data center tier 2 juga harus memiliki generator backup sebagai persiapan ketika ada pemadaman listrik dari PLN.
Pada data center tier 2, tingkat uptimenya dalam setahun yaitu 99,741% dengan batas waktu downtime selama 22 jam.
3. Tier 3: Concurrently Maintenable Site Infrastructure
Di Indonesia, umumnya layanan data center menyediakan data center tier 3. Tier 3 memiliki seluruh spesifikasi dan komponen yang ada pada data center tier 2. Perbedaanya adalah data center tier 3 harus memiliki lebih dari 1 sumber daya listrik dan jaringan (multi- network link), sehingga terdapat syarat no shutdown pada data center tier 3. Oleh karena itu, seluruh fasilitas pada data center tier 3 harus didukung oleh 1 sumber daya listrik dan jaringan yang lancar. Tingkat uptime pada tier 3 adalah 99,982% dengan batas toleransi durasi downtime yang hanya 1,5 jam dalam setahun.
4. Tier 4: Fault Tolerant Site Infrastructure
Pada data center tier 4, selain wajib menggunakan UPS dengan satu backup dengan jaringan yang berbeda, antara UPS dan backupnya juga harus berada di jalur yang berbeda. Analoginya, data center tier 4 ini berdiri di dua kaki.
Selain memiliki spesifikasi yang sama dengan tier 3 dengan tambahan “berdiri di dua kaki”, data center tier 4 memiliki tingkat uptime 99,995% dengan toleransi downtime yang hanya 30 menit dalam setahun. Seluruh komponennya, termasuk uplink dan storage, sudah fault-tolerant (memungkinkan suatu sistem tetap berjalan normal walaupun ada salah satu komponen data center yang rusak atau tidak berfungsi).